Rabu, 17 Desember 2014

Membentuk Mental Pleci Agar Buka Paruh

membentuk mental pleci
Membentuk Mental Pleci Agar Buka Paruh, Seiring dengan berjalannya waktu, kesabaran Anda dalam merawat tentunya akan membuahkan hasil. Salah satu hasilnya adalah memiliki pleci yang gacor walaupun masih dalam skala rumahan.

Sesuai dengan kesepakatan di awal, bahwa burung pleci yang berkualitas merupakan pleci yang mampu melantunkan kicauannya secara full buka paruh. Dapat mengulanginya dalam tempo yang tinggi, cepat, dan terus berulang. Disuarakan dengan lantang, keras, dan lepas seperti halnya pleci yang hidup di alam bebas serta harus tetap rajin berkicau di setiap tempat kita meletakkan dan menggantangnya.

Tentunya kesepakatan ini tidak dapat dipenuhi jika pleci yang kita miliki hanya gacor pada satu wilayah. Agar pleci yang kita miliki terbiasa berkicau di segala tempat, kita harus melatih mentalnya agar berani berkicau sekalipun itu di tempat yang baru dikenalnya. Dalam melatih mental pleci, kita harus melaksanakannya secara bertahap.

Berikut tahapan melatih mental pleci.
  • Kita mulai dengan meletakkan pleci di tempat-tempat dekat rumah yang masih asing bagi burung tersebut. Sebagai tahap awal, bisa kita letakkan di bagian lain rumah. Jika pleci sudah terbiasa berada di teras, maka kita bisa meletakkannya di halaman belakang rumah. Setelah sekian jam, kembalikan lagi ke tempat semula.
  • Minggu depan bisa kita letakkan pleci di tempat yang agak jauh dari rumah atau sesekali bisa kita bawa ke pasar burung agar terbiasa dengan keramaian. Tahapan ini kita lakukan agar pleci merasa teritorial yang dimilikinya sangat luas (pleci berkicau sebagai penanda wilayah teritorialnya).
  • Lakukan latihan ini secara berkala dengan tempat yang berbeda beda setiap 1 atau 2 minggu sekali.
  • Sekali waktu, kita gantangkan sangkarnya di tempat yang rendah atau letakkan begitu saja kandangnya di atas tanah.
  • Langkah yang paling mudah adalah bentuk komunitas kecil sesama hobiis pleci untuk menyelenggarakan latihan bersama-sama dan berpindah-pindah tempat.
Kita tentunya telah memahami bahwa pleci merupakan burung koloni. Di alam bebas, pleci berkicau dengan jarak yang relatif berjauhan dengan pleci yang lain. Bagaimanakah caranya agar pleci menjadi rajin berkicau dengan jarak yang berdekatan?

Mengingat di tempat lomba, pleci diletakkan berdekatan antara satu pleci dengan pleci lainnya dengan jarak kurang dari 1 meter.

Lazimnya, pleci yang lama hidup sendirian dalam kandangnya akan kehilangan naluri berkoloninya. Pleci yang disendirikan atau jauh dari temannya akan rajin berkicau. Jika berjumpa dengan pleci lainnya, terutama dalam jarak dekat, pleci akan berlompatan ke sana kemari, ngeruji, salto, didis, makan, mandi bahkan tak jarang pleci tidak bersuara sedikitpun walau itu hanya nada call.

Salah satu penyebab dari keadaan ini adalah kesalahan dari si pemilik yang terlalu lama menyendirikan plecinya guna menikmati kicauannya dengan lebih puas.

Untuk mengatasi problem tersebut, kita perlu mengembalikan naluri alami pleci untuk berkicau dalam koloni. 

Caranya,
Pleci digantang berdekatan. Salah satu cara untuk mengembalikan naluri pleci berkicau dalam koloni adalah dengan digantang berdekatan dengan burung pleci lainnya ciptakan koloni pleci dalam kesehariannya. Pleci selalu digantang berdekatan dengan pleci-pleci lain dalam jarak yang dekat. Jarak gantang antar sangkar paling jauh yang direkomendasikan sekitar 200 cm. Semakin dekat atau menempel antar sangkar semakin bagus.

Pola perlakuan seperti ini bertujuan untuk membiasakan pleci bernyanyi bersama dengan kelompoknya dalam jarak yang dekat. Pada tahap-tahap awal, pleci yang mendapatkan perlakuan seperti ini akan berkurang intensitas gacornya. Pleci berubah total menjadi burung yang rajin ngriwik saja atau bahkan diam sama sekali. Hal ini wajar tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pleci akan kembali gacor setelah terbiasa saling berdekatan. 

selamat berkoloni bersama pleci kesayangan anda... hadiri kopdar2 komunitas pleci di wilayah anda

salam koloni
Istono Yuwono

Jumat, 12 Desember 2014

Merawat Love Bird Bagi Pekerja Yang Sibuk

love bird ngekek
Merawat Love Bird Bagi Pekerja Yang Sibuk, Dewasa ini memang banyak sekali para pecinta lovebird ngekek yang sibuk bekerja sehingga merasa kurang waktu dalam merawat LB jagoannya. Tetapi disisi lain mereka juga tetap menginginkan untuk menggantangkan/ ikut lomba diwaktu2 yang senggang dan tetap moncer digantangan. Berikut saya tulis beberapa tips sharring dari para master yang mungkin berguna untuk kita semua.

  1. Lokasi / Ruangan, Untuk Rekan2 yang sibuk bekerja disarankan memiliki ruangan khusus yang mendapatkan sinar matahari cukup di pagi hari dan siang hari, usahakan ventilasi/ jendela menghadap ke timur sehingga bagi kita yang tidak sempat melakukan ritual penjemuran tidak repot karena otomatis pagi hari LB kita sudah terkena sinar matahari. Penghawaan ruang/ sirkulasi udara juga harus kita perhatikan, dengan memperbaiki / menambahkan lubang2 pada dinding ruangan. Kondisikan situasi ruangan terasa alami dan sejuk dengan menempatkan tanaman2 atau membuat kolam kecil dengan pompa air sehingga terdengar suara gemericik air.
  2. Settingan Harian, Untuk settingan bisa disesuaikan dengan jadwal kerja kita masing2, intinya untuk makanan harian jangan pernah dirubah sesuai kesukaan LB jawara kita. Untuk EF dan vitamin berikan seminggu 2 - 3 kali sebagai selingan. Setiap pagi sebelum berangkat kerja buka kerodong dan berikan sekat apabila LB kita lebih dari 1 ekor. Sepulang kerja baik sore / malam hari lakukan ritual mandi malam dengan melepas pakan + minum terlebih dahulu , angin2kan sampai kering (dekatkan lampu penghangat ruang kalau diperlukan), setelah itu kerodong kembali.
  3. Menjelang Lomba, Seminggu atau 3 hari menjelang lomba setiap hari kita lihat kondisi LB kita terlebih dahulu, semisal terlihat rajin ngekek, badan kencang (tidak menggelembung) maka lovebird kita layak untuk digantangkan. Tetapi apabila terlihat sering menggelembung dan tidak fit maka lebih baik kita cancel terlebih dahulu daripada "kondangan" alias KO pada saat lomba. Berikan Asupan Vitamin + EF setiap hari mulai dari H - 3 untuk menambah stamina supaya LB fit ketika dilapangan. Pada saat dilapangan sesuaikan settingan seperti kebiasaan kita masing2.Selamat Mencoba.
Demikian sharring tips singkat dari saya, apabila ada para master yang ingin menambahkan ilmunya silahkan ikut corat coret, semoga bisa jadi ilmu yang bermanfaat, indahnya berbagi.... salam 
 
Lemper......ekekekekkekeke

Copyright By :

ARVABIRD Production

Rabu, 10 Desember 2014

Kenapa Pleci Gacor jadi Mandeg Bunyi

Pleci Macok, NNC Team Mr. Jhon, Hello Kitty
Banyak pertanyaan lazim kita jumpai.. mengapa burung pleci yang saya sebelumnya gacor sekarang jadi jarang bunyi bahkan macet dan lain-lain?, Tahukah anda, mengapa bisa demikian.

Setelah pleci menjadi gacor di segala tempat dan terbiasa bernyanyi bersama dalam jarak dekat, mari kita memahami bahwa seperti halnya burung jenis yang lain, pleci memiliki kurun waktu top form maupun down perform.

Perlu diketahui, Bahwa, Pleci yang telah juara sekalipun pada saat down perform juga akan sulit tampil, jarang bunyi bahkan macet sekalipun.

YA, BURUNG JUARAPUN BISA MACET JUGA.

Karena itu, pahami betul kondisi jagoan kita, Berikut Siklus Performa Pleci dalam Satu Tahun
  • Bulan 1�7 adalah masa puncak (top perform)
  • Bulan 7�8 masuk pada kondisi moulting atau mabung (down perform)
  • Bulan 10�11 selesai masa moulting (down perform)
  • Bulan 12 masa pemulihan atau rekondisi (down perform)
  • Bulan 13 atau kembali ke bulan 1 pleci masuk lagi ke masa top perform
Semoga bermanfaat..

"based on buku "pleci by istono yuwono" agromedia pustaka 2013"

Sabtu, 05 April 2014

Puluhan Ayam Mati Mendadak Di Weru Cirebon

hati-hati flu burung di weru cirebon
Seperti yang terjadi di Blok Kawung RT 19,20 dan RW 04 Desa Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon beberapa hari yang lalu, dimana terdapat puluhan ekor ayam milik penduduk yang tiba-tiba mati mendadak, padahal sebelumnya kondisi ayam tersebut dalam keadaan sehat.

Masyarakat harus waspada dan hati-hati terhadap flu burung, virus H5N1 ini dapat menular melalui makanan, minuman, maupun sentuhan. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar malalui udara.

Gejala umum yang biasa ditemukan bagi penderita yang terjangkit virus ini diantaranya terjadinya demam tinggi, keluhan pernapasan dan keluhan di perut, penyebaran virus ini dapat berjalan cepat menjalar ke tubuh sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.

Salah satu cara untuk menghindari terjangkitnya virus ini adalah dengan menjaga kebersihan badan, rumah, lingkungan dan bagi yang memiliki hewan ternak, diharuskan juga agar dapat dibersihkan kandangnya secara berkala.

Dugaan awal dari matinya ayam-ayam itu dikarenakan virus flu burung dimana terdapat ciri-ciri yang mengarah ke arah sana, beberapa ciri dari kematian hewan tersebut diantaranya badanya yang berwarna hitam kebiru-biruan.

Kamis, 23 Januari 2014

Ratusan Habitat Burung Di Hutan Terancam Punah

ratusan habitat burung di hutan kian hilang
Habitat ratusan burung di Indonesia kini terancam punah. Banyak faktor yang menyebabkan Habitat Burung terancam punah salah satunya adalah tangan jahil manusia.

Menyempitnya habitat asli ratusan burung menyebabkab burung yang tersebar hampir di seluruh Indonesia terancam tidak dapat melangsungkan reproduksi secara wajar.

Beberapa jenis burung seperti Jalak Bali, Elang Jawa adalah salah satu contoh burung yang jumlahnya terus menerus mengalami penurunan. Sebut saja Jalak Bali di habitat aslinya, hewan yang kerap dijadikan sebagai hewan peliharaan ini sangat rawan perburuan sehingga populasinya diperkirakan tinggal belasan.

Selain itu, kerusakan lingkungan yang masih terjadi di Taman Nasional Bali Barat turut menghambat pertumbuhan populasi burung ini. Tidak mengherankan bila survei terbaru yang dilakukan awal tahun 2005 hanya menemukan lima ekor jalak bali di alam.

Faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan makanan, tempat untuk istirahat, bermain, kawin, bersarang, bertengger dan berlindung.

Kemampuan areal menampung burung ditentukan oleh luasan, komposisi dan struktur vegetasi, banyaknya tipe ekosistem dan bentuk areal serta keamanan.

Untuk mengurangi kepunahan ratusan burung di hutan sebaiknya kita juga harus menjaga kelestarian ekosistem dan lingkungan sehingga mampu hidup di habitat alami dan mudah berkembang biak, serta berkomunikasi dengan pemerintah yang menangani kepunahan habitat para burung seperti Departemen Kehutanan.

Senin, 06 Januari 2014

Maleo Burung Langka Dari Sulawesi

Maleo, Burung Langka Dan Unik Khas Sulawesi
Satu lagi kekayaan jenis burung di Indonesia yang mengagumkan, sekilas memang tampak seperti ayam, tetapi memang benar binatang ini adalah sejenis unggas.dan unggas ini adalah spesies satu-satunya didunia dari Genus Macrocephalon, dan hanya bisa ditemui di negara Indonesia, yaitu di pulau Sulawesi.

Namanya Macrocephalon maleo, biasanya dikenal dengan nama Burung Maleo atau Maleo Senkawor. Burung Maleo adalah endemik pulau Sulawesi.

Burung Maleo termasuk unggas dengan ukuran tubuh sedang, sekitar 55 cm panjangnya, besar di bagian tubuhnya dan mengecil di bagian kepala, dengan warna dominan hitam, dan putih di bagian dadanya.

Tubuh yang besar dan kepala yang kecil berfungsi saat Maleo beristirahat, juga saat bersembunyi ditanah dari ancaman predator.

Kakinya berkuku dan berselaput, namun bukan untuk berenang melainkan untuk menggaruk tanah. Tetapi ciri yang paling cepat dan mudah untuk mengenalinya adalah batok kepalanya yang hitam mengkilat.

Maleo banyak menghabiskan hidupnya di darat, karena makanannya seperti serangga, semut, dan biji-bijian. Namun juga berpindah dari pohon ke pohon, untuk menghindari predator. Maleo tidak hidup secara berkelompok, tetapi sepanjang hidupnya dilewatkan dengan satu-satunya pasangannya.



Burung Maleo adalah penghuni hutan tropis di sekitar pantai yang berpasir hangat, atau juga di hutan pegunungan yang dekat dengan sumber mata air panas.

Tanah hangat dengan suhu antara 32-35 oC adalah syarat utama habitat mereka, dan untuk menemukan tempat yang cocok, Maleo mengandalkan sensor panas yang terdapat pada tonjolan kepalanya. 

Pemilihan habitat yang unik ini sebenarnya ada hubungannya dengan perilaku reproduksi Maleo. Meskipun tergolong hewan monogami yang setia dengan pasangannya sampai mati, namun Maleo justru tidak setia pada telurnya sendiri.

Maleo tidak mengerami telurnya sendiri melainkan dikubur dalam tanah atau pasir yang cukup hangat, biasanya, di titik yang memiliki suhu cukup hangat Maleo menggali lubang sedalam 30-50 cm, lalu meletakkan telurnya dan menutupnya kembali dengan tanah sekitar 10-15 cm diatas telur.

Memang tidak ditutup sepenuhnya agar ketika telur menetas si Maleo junior bisa keluar dari tanah. Nah, anak Maleo ini berusaha sendiri untuk bisa keluar dari timbunan tanah, dan langsung bisa terbang dan mencari makanannya tanpa bantuan sang induk.

Hal mengagumkan lainnya adalah telurnya yang cukup besar, kurang lebih sekitar 240-270 gram beratnya dan 11 cm panjangnya, sekitar 4 atau 5 kali besar telur ayam.

Akan tetapi, karena perubahan bumi dewasa ini, Maleo sudah tergolong sebagai hewan langka dan terancam punah. Hal ini juga disebabkan karena perburuan oleh manusia, untuk dikonsumsi daging dan telurnya, juga permbukaan lahan.

Ada sebuah kepercayaan dari budaya setempat, yaitu ketika seseorang telah mendirikan rumah, maka dibawah rumah yang baru saja dibangun tersebut wajib dikubur satu telur Maleo. Dengan harapan rumah tersebut dapat berumur panjang dan berdiri dengan kokoh.

Maka saat ini sangat sedikit Maleo yang bisa ditemui di habitat asli. Menurut penelitian, Maleo berasal dari benua Australia, tapi kenyataannya sekarang Maleo hanya ada di pulau Sulawesi.

Oleh karena itu bagi anda yang berwisata ke Sulawesi, dan ingin menjenguk unggas langka ini, anda hanya bisa menemuinya di Sulawesi Tengah, di penangkaran yang dibangun dengan tujuan mejaga kelestarian burung unik ini. Misalnya di  Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Donggala, yaitu di Cagar Alam Saluki, atau di Taman Nasional Lore Lindu dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Untuk tujuan yang sama, disarankan jangan membawa pulang telur Burung Maleo ya
gocelebes

penasaran baca laptop si unyil

Minggu, 05 Januari 2014

Seorang Polisi Tewas Akibat Cari Burung

Naas benar nasib polisi ini. Dia tewas saat sedang mencari burung di sawah. Kakinya terpeleset dan tersetrum kawat beraliran listrik yang digunakan untuk menjebak dan membasmi tikus.

Korban adalah Wawan Adrianto. Perwira berpangkat AKP yang berdinas di Satuan Brimob Medaeng, Waru.

"Memang benar ada kejadian tersebut. Korban adalah seorang anggota Brimob Medaeng yang baru saja naik pangkat," kata Kapolsek Taman Kompol Eddy Siswanto saat dihubungi detikcom, Minggu (5/1/2014).

Dari informasi yang dihimpun, peristiwa pada Sabtu (4/1/2014) dini hari tersebut terjadi di persawahan Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Taman. Saat itu korban bersama adiknya, Erry Kusmanendra, sedang mencari burung.

Saat itu korban hendak menembak burung yang diincarnya, tiba-tiba kakinya terpeleset dan jatuh ke sawah. Sialnya, kaki korban mengenai kawat yang teraliri listrik. Kawat itu adalah jebakan untuk membasmi tikus sawah.

Korban yang baru saja naik pangkat dari Iptu ke AKP itu tersengat aliran listrik dan langsung terkapar. Erry yang melihat itu segera berteriak minta tolong.

Warga yang mendengar teriakan itu segera mematikan aliran listrik dan membawa korban ke Rumah Sakit Anwar Medika. Dari RS Anwar Medika, korban dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Sayangnya nyawa korban tak terselamatkan.

detiknews