Kamis, 05 Desember 2013

Harga Burung Ratusan Juta Karena Menang Lomba

menang kontes harga burung mencapai ratusan juta
Mahalnya seekor burung kicau di pasaran terkadang tidak masuk akal. Bayangkan saja, untuk satu jenis murray batu harganya mencapai Rp 350 juta atau setara sebuah mobil SUV. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Hari (42), pedagang di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur, menjelaskan biasanya harga burung bisa melambung tinggi karena pernah menang perlombaan. Selain itu, tentunya perawatan sang pemilik untuk mempertahankan kualitas burung.

"Kalau sudah pernah juara kontes ya bisa tinggi harganya. Bagaimana yang punya aja ngerawatnya," ujarnya di pasar tersebut, Jakarta, Rabu (4/12).

Hal senada juga disampaikan oleh seorang kicau mania, Budi, yang membenarkan tentang tingginya harga burung karena kontes. Bahkan kalau lombanya kelas nasional, harga burung bisa melambung.

"Kaya kontes piala raja 2013 kemarin, isu yang berkembang pas lomba malah bisa Rp 500 jutaan," ujar kepada merdeka.com

Ia menyarankan, agar berhati-hati jika membeli burung yang sudah sering menang kontes. Resiko burung itu sakit atau mati bisa saja terjadi.

"Kalau beli burung jadi atau yang udah menang, hati-hati saja. Karena kalau itu kan ngerawatnya sudah beda tangan, takutnya dia sakit. Kalau nggak bener malah bisa mati," jelasnya.

Sebenarnya, lanjut Budi, tidak hanya burung saja yang bisa seperti itu. Pelihara binatang apapun kalau perawatannya kurang ditangani dengan baik juga bernasib sama.

Rabu, 04 Desember 2013

Silvereye Zosterops Lateralis Monty Selandia Baru

Silvereye Zosterops lateralis montanus dari selandia baru
Burung ini jika kita perhatikan tidak jauh dan seperti monty atau sebut saja Montanus nama latinnya adalah The Silvereye atau Wax-eye (Zosterops lateralis).

Di Australia dan Selandia Baru nama burung pada umumnya kadang-kadang disingkat menjadi White-eye, tapi nama ini lebih sering digunakan untuk merujuk kepada semua anggota genus Zosterops , atau seluruh keluarga Zosteropidae .

Burung Silvereye sendiri ditemukan pada 1832 namun baru berkembang populasinya tahun 1856. Burung imut berukuran 11-13 cm ini tercatat memiliki masa hidup hingga 12 tahun. Makanan mereka bermacam-macam mulai dari buah, sari bunga hingga serangga kecil.

Silvereye Zosterops lateralis
Burung Mirip Angry Bird

Burung sebasar burung monty atau montanus ini, ukurannya kecil 11 sampai 13 cm dan sekitar 10 g berat badan, ia memiliki cincin mencolok bulu putih di sekitar matanya.

Ada sejumlah variasi bulu tergantung pada sub-spesies. Umumnya memiliki sayap zaitun hijau dan baik abu-abu atau zaitun-hijau kembali, tenggorokan berwarna ringan - kuning atau abu-abu, panggul yang berkisar dari cokelat pucat buff, dan undertail yang mungkin putih atau kuning.

Matanya yang memiliki motif lingkaran putih tampak disatukan garis hitam yang memberikan kesan galak. Burung itu hidup di Selandia Baru, Australia maupun Kepulauan Pasifik, termasuk Fiji.

Ini Suaranya.



wikipedia

Senin, 02 Desember 2013

Ribuan Burung Gagal Di Selundupkan Ke Jawa

polisi kembali gagalkan penyelendupan burung
BANDAR LAMPUNG � Ribuan burung liar berbagai spesies dalam kotak kardus dan keranjang, gagal diselundupan ke Pulau Jawa di Pelabuhan Bakauheni. Burung-burung tanpa dokumen lengkap tersebut diangkut mengunakan mobil boks dan bus penumpang.

Kapolres Lampung Selatan, AKBP Bayu Aji, mengatakan pihaknya sudah mengamankan dua pelaku yang membawa sekitara 3.300 burung, dan dua mobil. "Burung ini burung liar bukan satwa dilindungi," kata Bayu Aji, Senin (2/12).

Ia mengatakan petugas di Pelabuhan Bakauheni, mendapatkan dua mobil boks BE 9260 DL dan Bus Sumber Waras AA 1540 AA, dengan pelaku yang membawa bernama Periadi (warga Kota Baru, Jambi), dan Nurudin (warga Palas, Lampung Selatan), saat melintas di pintu masuk pelabuha, Jumat (29/11) malam.

Dua pelaku, kata dia, tidak dapat menunjukkan dokumen resmi dan lengkap dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.

Pelaku dimintai keterangan namun tidak ditahan, karena barang yang dibawa bukan satwa dilindungi. Burung tersebut disimpan dalam kota 53 kardus dan 30 keranjang.

Dari keterangan pihak BKSDA Lampung,  3.300 ekor burung tersebut, bukan satwa yang dilindungi, namun satwa liar. Jenisnya yakni prenjak, ciblek, perling, dan cerocok. Burung-burung ini akan dilepasliarkan oleh BKSDA kembali setelah selesai pemeriksaan.

Dalam ketentuan yang berlaku di BKSDA Pasal 63 Peraturan Pemerintah (PP) 1999, pelaku yang membawa satwa liar jenis burung tidak ditahan, tetapi dikenakan sanksi administrasi atau pencabutan izin dan denda sekitar Rp 250 juta.